News Analisa - Sidang perdana kasus dugaan korupsi mega proyek E-KTP akan
segera disidangkan.
Tentunya hal ini akan membuat kasus ini akan semakin menarik
perhatian publik lantaran akan keluarnya sejumlah nama besar didalam
persidangan yang pernah diungkapkan oleh Ketua KPK.
Meskipun belum ada pernyataan resmi tentang siapa saja yang
dimaksud, baru baru ini telah beredar Screenshoot di aplikasi media sosial yang
terdapat beberapa politisi yang ikut menikmati kasus E-KTP ini.
Sebut saja ada Gubernur Jawa Tenggah Ganjar Pranowo, Menteri
Hukum dan Hak Azazi Manusia ( HAM ), Yasonna Laoly dan yang paling menarik
perhatian adalah Gubernur DKI Jakarta nonaktif Basuki Thajaja Purnama atau Ahok
yang kini sedang cuti untuk kampanye.
Semua langsung membantah, seperti Ganjar misalnya
berspekulasi tentang adanya motif politik dibalik masalh itu." MUngkin
Hawa politinya sangat tinggi", tuturnya.
Demikian juga dengan Ahok saat ditanya wartwan belum lama ini
terkait dengan kasus E-KTP mengatakan ketika masih menjadi anggota Komisi II
DPR RI dirinya merupakan salah satu orang yang paling keras menolak proyek
pengadaan E-KTP.
"Saya sendiri adalah yang paling keras melakukan
penolakan E-KTP. saya pernah bilang pakai saja Bank Pembangunan Daerah, semua
orang yang ingin membuat KTP pasti ada rekamannya kok. ngaapin harus
menghabiskan dana Rp.5 triliun", ujar Ahok.
Bukan hanya sekali ini saja Ahok dengan lantang bersuara
terkait dengan kasus E-KTP tersebut.
Dua tahun yang lalu, dirinya mengaku adanya upaya untuk
membungkam dirinya saat masih menjadi anggota Komisi II DPR RI.
Menurut Ahok, upaya tersebut dilakukan oleh Nurul Arifin
yang kala itu diminta oleh petinggi partai Golkar.
"Saya sendiri masih ingat Nurul Arifin ngomong begini
ke saya, " Hok, ini fraksi ngomong ke gue nih, elu itu masu dipindahin
dari komisi II. karena kasus E-KTP, elu itu terlalu galak dan ribut ribut
melulu, mana lu mau bikin pembuktian terbalik, UU Pemilukada, macem macem lah,
jadi elo mau dipindahin", kata Ahok menirukan ucapan Nurul.
Pada saat itu dirinya juga bertanya kepada Nurul mengenai ke
Komisi mana dia akan dipindahkan. Nurul pun menjawab, Ahok akan dipindahkan ke
Komisi VIII DPR RI yang membidangi agama.
"Saya jawab Oke, kasih tahu tuh fraksi ya, nanti kalau
gue di Komisi VIII, gue bongkar tuh mark up dana naik haji semuanya".
Nurul kemudian diketahui melapor ke Fraksi Golkar, beberapa
hari kemudian, dirinya kemudian didatangi kembali oleh Nurul, namun kali ini
justru Nurul memberi kebebasan kepada Ahok untuk dapat bergabung dengan komisi
mana.
"Sekarang elu mau gabung ke komisi mana? asal jangan
gaung di Komisi II lagi karena komisi lagi buat UU Pemilukada dan keberadaan
elu dangat ngerepoti", cerita Ahok meniru ucapan Nurul.
Dengan santai kemudian Ahok menjawab " Di komisi mana
pun gue berada, pasti keberadaan gue buat elu orang sakit kepala", kata
Ahok.
"Ya sudah, elu tetap di komisi II saja, tapi jangan
banyak ngomong ya", kata Nurul kepada Ahok.(News Analisa)
0 komentar:
Posting Komentar